Keutamaan Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah dan Ibadah yang Dianjurkan
http://bagaimana-islam.blogspot.com/2015/07/keutamaan-amalan-10-hari-pertama.html
Diantara bulan-bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal Sholeh adalah bulan Dzulhijjah. Pada bulan ini terutama paa 10 hari pertamanya, Allah sangat mencintai orang-orang yang beribadah untuk Allah SWT. Bahkan dalam sebua Hadist disebutkan amal yang menandinginya adalah amalan Jihad, dimana seseorang pergi berjihad dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali satu pun.
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ
فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ
الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ
اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ
خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».
Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi
amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama
bulan Dzul Hijjah). Para sahabat bertanya: Tidak pula jihad di jalan
Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Tidak pula jihad di
jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya
namun tidak ada yang kembali satupun. (HR. Abu Daud no. 2438. Syaikh Al
Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits
ini shohih).
Keutamaan beramal di 10 hari pertama bulan Dzulhijah
Ibnu Rojab dalam Latho’if Ma’arif mengatakan, “Amalan yang kurang
afdhol jika dikerjakan di waktu yang utama (seperti bulan Dzulhijah,
pen), lalu dibandingkan dengan amalan yang afdhol yang dikerjakan di
bulan lainnya, maka amalan yang dikerjakan di waktu yang utama akan
lebih unggul karena pahala dan ganjaran yang dilipatgandakan.”
Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa amalan pada setiap hari di
awal Dzulhijah sama dengan amalan satu tahun, ada pula yang mengatakan
sama dengan dua tahun, bahkan ada yang mengatakan sama dengan 1000 hari.
Keutamaan ini semua berlandaskan pada hadits fadho’il yang lemah
(dho’if), namun hal ini tetap menunjukkan keutamaan beramal pada awal
Dzulhijah berdasarkan hadits shohih yang ada.
Apa amalan yang dapat kita lakukan pada awal Dzulhijah?
Amalan yang dapat dilakukan adalah berpuasa. Berdasarkan perkataan
Hafshoh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan
berpuasa pada sepuluh hari awal Dzulhijah. Namun ‘Aisyah mengatakan
bahwa beliau tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengerjakan puasa di hari-hari tersebut sama sekali. Ibnu Rojab menukil
perkataan Imam Ahmad dalam menggabungkan dua perkataan ini dengan
mengatakan, “Yang dimaksudkan ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak berpuasa secara sempurna pada awal Dzulhijah. Sedangkan
yang dimaksudkan Hafshoh adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
berpuasa pada mayoritas hari-hari yang ada. Oleh karena itu, sebaiknya
seseorang berpuasa pada sebagian hari dan berbuka pada sebagian lainnya.
Inilah kompromi yang paling bagus.”
Ada pula ulama yang mengatakan bahwa pada awal Dzulhijah tidak hanya
dikhususkan untuk berpuasa, namun ini umum untuk amalan lainnya seperti
qiyamul lail (shalat malam) dan memperbanyak dzikir yaitu bacaan tahlil,
tahmid dan takbir. Ini menunjukkan keutamaan beramal pada awal bulan
tersebut. (Inilah Faedah dari Latho’if Ma’arif, Ibnu Rojab)
Jangan Lupakan yang Satu Ini
Juga hendaklah kita yang gemar melakukan amalan sunnah (mustahab)
dapat berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijah (puasa Arofah) karena keutamaan
yang besar di dalamnya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya
mengenai keutamaan puasa Arofah? Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, ”Puasa Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan
setahun yang akan datang.” (HR. Muslim no. 2804).
Semoga dengan melakukan hal ini kita termasuk orang yang mendapat keutamaan yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut.
وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ
إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ
سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ،
وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ،
وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan
amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia
gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia
gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan
untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk
berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya
dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya.” (HR.
Bukhari no. 2506).
Orang yang senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) akan
mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada
pendengaran, penglihatan, tangan dan kakinya. Allah juga akan memberikan
orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya do’a. (Faedah dari
Fathul Qowil Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad,
www.islamspirit.com)
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat taufik Allah untuk
beramal pada hari yang utama ini dengan selalu mengharapkan wajah-Nya
dan mengikuti tuntunan Rasul-Nya. Itulah Keutamaan Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah dan Ibadah yang Dianjurkan yang harus kita usahakan sekuat tenaga kita agar dapat meraih cinta Allah SWT.